Selasa, 29 Januari 2013

Wisatawan Klaten tenggelam di Baron


GUNUNGKIDUL: Seorang pelancong asal Dusun Karangjati, Cawas, Klaten, bernama Wijiyono, 17, hanyut terseret arus saat berenang di sungai air tawar Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari, Minggu (13/3).

Korban ditemukan tewas terseret pusaran kuat air Sungai Baron yang menjadi pertemuan air tawar dan gelombang di sisi barat pantai. Jenazah wisatawan nahas ini ditemukan Relawan Tim SAR dalam evakuasi pukul 17.00 WIB dan langsung dipulangkan ke rumah duka.

“Petang ini [kemarin] jenazah kami kirim ke rumah duka setelah pencarian kami membuahkan hasil dan dilakukan visum terlebih dulu,” kata relawan Tim SAR Korwil II Gunungkidul Sukamto kepada Harian Jogja, Minggu (13/3/2011).

Menurut Sukamto, korban yang datang ke Pantai Baron sempat terpisah dengan rekan-rekannya asal Klaten. Rombongan wisatawan itu datang menggunakan sepeda motor dan langsung menuju sungai di sisi barat Pantai Baron untuk mandi dan bermain air bersama wisatawan lain.

Diduga, korban yang tidak terampil renang ini tak menguasai medan. Saat mendekati pusaran arus  pertemuan air tawar, gelombang pantai menyeret tubuh korban hingga hanyut. Pencarian korban oleh relawan Tim SAR Korwil II Pantai Baron sempat mengalami kendala karena kuatnya arus.

Jenazah Wijiyono akhirnya berhasil ditemukan dan langsung dievakuasi di posko siaga Tim SAR. Tim SAR awalnya sempat kesulitan mengidentifikasi korban. Namun akhirnya petugas menemukan rekan-rekannya setelah pengumuman beberapa kali disiarkan melalui pengeras suara.

Dia menambahkan kondisi ketinggian gelombang pantai Baron saat ini sebenarnya dalam batas normal. Meskipun kenaikan gelombang cukup kecil, diakui wisatawan tak menghiraukan papan peringatan larangan mandi dan berenang yang sudah terpasang di sejumlah titik lokasi strategis.

Koordiantor Tim SAR Korwil II Gunungkidul Sunardi membenarkan imbauan larangan yang terpasang jarang menjadi perhatian pengunjung. SAR bahkan telah melakukan langkah antisipasi seperti menyiarkan  peringatan larangan berenang dan peningkatan gelonbang setiap beberapa menit sekali melalui pengeras suara di posko siaga.(Harian Jogja/Endro Guntoro)

Sumber ilustrasi foto: ipahsulastri.blogspot.com
http://www.harianjogja.com/beritas/detailberita/Lokal/22138

Tidak ada komentar:

Posting Komentar