Selasa, 29 Januari 2013

Putus dengan pacar, nekat gantung diri



KLATEN-Nanik Hastuti,Karena patah hati putus dengan pacar, seorang siswi mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Korban adalah Rika Ariyani, seorang pelajar 15 tahun siswi kelas 1 SMK TUNAS HARAPAN Cawas Klaten. Korban ditemukan tewas gantung diri di rumahnya tadi pagi. Namun aparat kepolisian yang melakukan olah TKP menemukan adanya kejanggalan atas kematian korban ini. Menurut keterangan Suwarni, ibu korban, sekitar pukul 3 dini hari dirinya mendengar suara mencurigakan yang berasal dari kamar anaknya. Namun Suwarni saat itu mengira jika suara itu hanyalah suara kucing. Sehingga dibiarkan saja. Namun pagi tadi, di saat Rika harusnya sudah berangkat ke sekolah, ternyata korban belum beranjak dari kamar tidurnya. Karena curiga, kamar yang dikunci dari dalam itu lantas didobrak oleh kakak korban. Saat itulah, keluarga melihat tubuh Rika tewas terlentang di lantai dengan kain yang tergatung di atas blandar. Menurut Suwarni,anaknya itu baru putus dengan pacarnya. Diduga karena stres,korban lantas nekatgantung diri. Seorang guru korban, Hariyani yang datang ke rumah duka,mengaku sangat kaget dengan peristiwa ini. Pasalnya di sekolahan,Rika adalah siswi yang baik. Dan sehari sebelumnya juga tidak terlihat keanehan pada diri korban. Saat ini, aparat kepolisian dan tim medis yang melakukan visum, menemukan adanya kejanggalan atas kematian korban. Pasalnya, tali dari kain yg digunakan untuk menjerat lehernya dirasa kurang kuat. Namun begitu,pihak keluarga korban bersikeras tidak mau dilakukan otopsi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kematian korban ini.(felice)

Sumber : http://www.tvborobudur.com/berita_detail.php?halaman_curr=6&act=view&kat=&id=852

Wisatawan Klaten tenggelam di Baron


GUNUNGKIDUL: Seorang pelancong asal Dusun Karangjati, Cawas, Klaten, bernama Wijiyono, 17, hanyut terseret arus saat berenang di sungai air tawar Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari, Minggu (13/3).

Korban ditemukan tewas terseret pusaran kuat air Sungai Baron yang menjadi pertemuan air tawar dan gelombang di sisi barat pantai. Jenazah wisatawan nahas ini ditemukan Relawan Tim SAR dalam evakuasi pukul 17.00 WIB dan langsung dipulangkan ke rumah duka.

“Petang ini [kemarin] jenazah kami kirim ke rumah duka setelah pencarian kami membuahkan hasil dan dilakukan visum terlebih dulu,” kata relawan Tim SAR Korwil II Gunungkidul Sukamto kepada Harian Jogja, Minggu (13/3/2011).

Menurut Sukamto, korban yang datang ke Pantai Baron sempat terpisah dengan rekan-rekannya asal Klaten. Rombongan wisatawan itu datang menggunakan sepeda motor dan langsung menuju sungai di sisi barat Pantai Baron untuk mandi dan bermain air bersama wisatawan lain.

Diduga, korban yang tidak terampil renang ini tak menguasai medan. Saat mendekati pusaran arus  pertemuan air tawar, gelombang pantai menyeret tubuh korban hingga hanyut. Pencarian korban oleh relawan Tim SAR Korwil II Pantai Baron sempat mengalami kendala karena kuatnya arus.

Jenazah Wijiyono akhirnya berhasil ditemukan dan langsung dievakuasi di posko siaga Tim SAR. Tim SAR awalnya sempat kesulitan mengidentifikasi korban. Namun akhirnya petugas menemukan rekan-rekannya setelah pengumuman beberapa kali disiarkan melalui pengeras suara.

Dia menambahkan kondisi ketinggian gelombang pantai Baron saat ini sebenarnya dalam batas normal. Meskipun kenaikan gelombang cukup kecil, diakui wisatawan tak menghiraukan papan peringatan larangan mandi dan berenang yang sudah terpasang di sejumlah titik lokasi strategis.

Koordiantor Tim SAR Korwil II Gunungkidul Sunardi membenarkan imbauan larangan yang terpasang jarang menjadi perhatian pengunjung. SAR bahkan telah melakukan langkah antisipasi seperti menyiarkan  peringatan larangan berenang dan peningkatan gelonbang setiap beberapa menit sekali melalui pengeras suara di posko siaga.(Harian Jogja/Endro Guntoro)

Sumber ilustrasi foto: ipahsulastri.blogspot.com
http://www.harianjogja.com/beritas/detailberita/Lokal/22138

Jembatan Walikukun Cawas Bisa Dilewati

Minggu, 10 Januari 2010
Penulis : Djoko Sarjono

KLATEN--MI: Jembatan Walikukun di Desa Balak, Kecamatan Cawas, Klaten (Jateng), yang selesai dibangun dengan biaya Rp3,6 miliar, kini mulai dioperasionalkan.

Dengan selesainya jembatan tersebut, jalur transpotasi yang menghubungkan Klaten-Solo, Klaten-Sukoharjo, dan Klaten-Wonogiri kembali berfungsi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Klaten Tajudin Akbar, kemarin, mengatakan jembatan mulai dibangun awal Agustus lalu akibat ambrol diterjang banjir.

Jembatan Walikukun yang membentang 40 meter di atas Sungai Dengkeng, dibangun menggunakan konstruksi kerangka baja dengan biaya Rp3,6 miliar. "Biaya pembangunan jembatan bersumber dari APBD Klaten 2009," papar Tajudin. (JS/OL-02)

Sumber : http://ratklaten.blogspot.com/2010/02/jembatan-walikukun-bisa-dilewati.html#comment-form

Simulasi Pengurangan Resiko Bencana Oleh REKOMPAK-JRF di Desa Tirtomarto



Klaten. Warga RT 1 dan RW 1 Dukuh Sidorejo, Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas berlarian dengan panik. Beberapa diantaranya membawa kentongan, ada juga yang membawa tikar sambil berteriak-teriak “rumahku rubuh!rumahku rubuh!” dengan paniknya. Seseorang wanita tua yang telah renta dipapah untuk menyelamatkan diri.

Di tengah kepanikan dan juga jerita anak-anak, tiba-tiba ada suara memecah suasana. Suara itu memerintahkan warga supaya tidak panik dan tidak terbawa suasana. Warga pun berhenti berlari dan berkumpul di satu perempatan kecil.

Tak lama, terdengar suara mirip sirine ambulans. Dan tim penyelamat yang berbaju oranye pun berpencar mencari kemungkinan adanya korban akibat gempa di rumah-rumah warga. Sayup-sayup terdengar suara serak seorang wanita meminta tolong. “Tolong, cucu saya luka,” teriak Sastro saat para petugas berseragam oranye menyambangi rumahnya yang berada di tikungan jalan desa. Cucu Sastro, Wahyu tertimpa kayu-kayu atap rumah. Kepalanya berdarah, dan kakinya yang diduga patah karena tertimpa kayu. Tim pun segera melakukan tindakan pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa Wahyu.

Sementara tim berjibaku menolong Wahyu, Sastro tidak henti-hentinya menangis sambil memanggil-manggil nama cucunya. “Ini cucu saya, dia itu ceritanya terluka ketiban blandar,” ujar Sastro menuturkan keadaan yang menimpa cucunya, Wahyu.

Selesai menolong Wahyu, tim berpindah ke rumah yang lain. Di situ ada seorang wanita yang hamil besar. Wanita itu tak henti-hentinya menitikkan air mata. Dengan dibantu oleh petugas, wanita hamil itu berhasil dinaikkan ke atas becak dan diselamatkan.

Sementara itu, anak-anak yang masih balita pun tidak mau kalah. Mereka yang juga diikutkan dalam kegiatan simulasi yang berlangsung ikut berlari bersama orangtuanya dan juga ikut menangis, sehingga suasana benar-benar sedang terjadi gempa.

Ini merupakan gambaran dari kegiatan simulasi pelatihan dan simulasi penanganan bencana gempa yang berlangsung sekitar 1jam-an kemarin. Para warga berakting seolah-olah mereka benar-benar sedang dalam keadaan terkena bencana. Warga yang digambarkan terluka pun terlihat sangat menjiwai peran mereka, terutama si wanita yang berperan sebagai wanita hamil yang benar-benar menangis dan mengeluarkan air mata.
“Kegiatan ini masuk dalam program milik Rekompak-JRF. Dan warga tampaknya menyambut baik, terbukti dari partisipasi mereka selama pelatihan dan simulasi,” ujar I Made Sarka Tenaga Ahli Training dan Sosialisasi mencoba menerangkan kegiatan yang sedang berlangsung di Desa Tirtomarto, Cawas.

Rekompak-Java Reconstruction Fund (JRF) menyasar 21 desa di Kabupaten Klaten untuk sosialisasikan pelatihan simulasi dan mengurangi dampak bencana. Di antara 21 desa tersebut, empat di antaranya sudah berhasil digelar, yakni di Desa Pesu (Wedi), Gesikan (Gantiwarno), Kadibolo (Wedi), Tirtomarto (Cawas). Setiap simulasi yang dilakukan selalu didahului dengan pelatihan berupa penjelasan mengenai pendeskripsian bencana, dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dan trik-trik yang bisa digunakan di saat-saat darurat.

Dipilihnya Desa Tirtomarto Kecamatan Cawas ini, memiliki pertimbangan tersendiri. “Dari penelitian yang telah dilakukan tim, desa ini rawan terkena gempa, banjir dan putting beliung. Dan kita bersama masyarakat memilih penanganan bencana gempa untuk disimulasikan, karena dampaknya paling besar dari pada bencana yang lain,” ujar Made. (Sumber: Kusumasari Ayuningtiyas – Radar Jogja / I Made Sarka - TA Training dan Sosialisasi DMC Jawa Tengah / Sosinfo – NMC Rekompak-JRF)

Asal Muasal KLaten



Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.
Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kota Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.
Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang.
Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan.
Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.
Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950. 
 Sumber  http://wartadelanggu.blogspot.com/2011/03/asal-muasal-klaten.html

Mobil Kiat Esemka, Kreatifitas Sukiat Warga Klaten

Sukiat dan Mobil Kiat Esemka

Di awal tahun 2012 media diramaikan dengan berita mobil kiat esemka yang merupakan mobil buatan anak SMK di Solo atas panduan dan binaan dari Sukiat seorang warga Kradenan, Trucuk, Klaten yang juga seorang pemilik bengkel bernama Kiat Motor Klaten di Jalan Solo-Yogya, tepatnya di Ngaran, Mlese, Ceper, Klaten.
Mobil Kiat Esemka mulai membooming setelah digunakan oleh Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) sebagai mobil dinas, dan hingga saat ini setidaknya sudah puluhan ribu pesanan masuk dari seluruh Indonesia.
Kiat sukses warga Trucuk, Klaten itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, siapa sangka Sukiat pernah menjadi tukang tambal ban di tahun 1974, profesi tersebut ia jalani selama satu tahun. Pada tahun 1977 Sukiat merintis bengkel dengan modal awal Rp.75.000,- di kampung halamannya Kradenan, Trucuk, Klaten.
Awalnya bengkel miliknya hanya melayani perbaikan kendaraan dan sepeda onthel, namun Sukiyat memunyai tiga prinsip yang masih dipegangnya hingga saat ini yaitu Nirokne, Niteni, Nambahi (3N) atau dalam bahasa Indonesia berarti Meniru, Mengamati, Menambahkan, dengan prinsip itulah Sukiat mulai belajar secara otodidak membuat bodi kendaraan.
Dengan keahlian yang dimiliki Sukiat kini sudah mendesain belasan jenis kendaraan roda empat diantaranya jenis Sport Utility Vehicle (SUV), pikap double cabin, pikap single cabin dan sebagainya. Mobil rancangannya ia rakit dengan siswa SMK dengan persentase bahan 80% lokal dan 20% import.
Saat ini Mobil Kiat Esemka tengah diproduksi dengan melibatkan lebih dari 20 SMK di Indonesia, salah satu SMK di Klaten yang dilibatkan adalah SMK N 1 Trucuk. Bupati Klaten Sunarna juga telah memesan satu unit mobil jenis SUV kepada Kiat Motor Klaten.
Berdasarkan info dari Yahoo News, para politisi, menteri dan pengusaha ikut memesan mobil yang menurut sejumlah kalangan masih butuh standarisasi itu. Terhitung mulai Ketua DPR RI Marzuki Alie, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Anggota DPR Roy Suryo, Guruh Soekarnoputra, Puan Maharani, Tjahjo Kumolo dan Aria Bima dikabarkan ikut memesan.
Tidak ketinggalan juga dari kalangan pelawak Ginanjar dan sutradara Garin Nugroho turut tertarik memesan, disusul penyanyi Afgan Syah Reza.
Dengan memboomingnya mobil Kiat Esemka ini diharapkan mampu memotivasi para pelajar untuk lebih giat belajar dan mendalami keahlian yang dimikili, dan diharapkan produk-produk lokal dapat mulai dicintai masyarakat.

Sumber : http://www.klaten.info/berita/mobil-kiat-esemka-kreatifitas-sukiat-warga-klaten.html

UGM Siap Mendampingi SMKN 1 Trucuk Mengembangkan Mobil Esemka



SMKN 1 Trucuk merupakan sekolah kejuruan di Klaten yang turut berperan dalam pengembangan mobil Esemka, hal tersebut membuat Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta hendak melakukan kerjasama dalam pengembangan mobil tersebut.
Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM Atyanto Dharoko saat berkunjung bersama Keluarga Gadjah Mada (Kagama), tim dari Fakultas Teknik UGM ke bengkel Kiat Esemka Klaten mengatakan, UGM memberikan apresiasi atas mobil Esemka yang telah dikembangkan oleh siswa SMKN 1 Trucuk dan mereka siap memberikan dukungan untuk menyempurnakan pengembangan mobil Esemka tersebut.
“Selain memberikan apresiasi UGM juga siap memberikan dukungan misalnya pada teknik permodelan untuk mobil Esemka ini,” kata Atyanto seperti disitat dari laman UGM, Rabu (11/1/2012)
Dekan Fakultas Teknik, Tumiran juga menyebutkan, tim dari Fakultas Teknik UGM siap melakukan pendampingan pengembangan Esemka berupa dukungan dari segi kelayakan standar hingga ketahanan mesin.
Dengan pengembangan Esemka, Tumiran optimistis akan mendorong tumbuh dan berkembangnya industri lain di Klaten dan sekitarnya. “Tumbuh dan berkembangnya industri otomotif melalui mobil Esemka ini tentu akan mendorong berkembangnya industri lain di sekitarnya,” ujar Tumiran.
Ketua Pusat Pengurus Kagama Sunjoto berharap, mobil Esemka bisa terus dikembangkan dan dilakukan penyempurnaan. Dia mengatakan, jika mobil Esemka bisa menjadi mobil nasional, maka perkembangan ke tingkat yang lebih luas melalui jaringan Kagama.
“Kami bangga dengan karya dan inovasi anak-anak Klaten. Suatu saat jika sudah menjadi mobil nasional maka bisa terus dikembangkan melalui jaringan Kagama di seluruh Indonesia,” kata Sunjoto.


Sumber: Okezone

Kirab Budaya Unggulan di Klaten Berlangsung Meriah


Kirab Budaya Unggulan yang diadakan di Klaten pada Minggu sore, 28 Oktober lalu berlangsung meriah. Tercatat ada 35 kontingen yang berasal dari kabupaten di DIY dan Jawa Tengah turut berpartisipasi dalam Kirab Budaya tersebut. Untuk start Kirab sendiri mulai dari pertigaan Bareng, Klaten Utara. Endro Susilo, SIP selaku ketua panitia acara tersebut mengatakan, Kirab Budaya dilaksanakan sebagai peringatan Sumpah Pemuda dan juga Hari Jadi Pemerintah Klaten yang ke-62.
Penonton yang berasal dari masyarakat Klaten sudah membludak sejak siang hari stand by di sekitar lokasi yang akan dilewati peserta Kirab Budaya antara lain di Jalan Pemuda. Mereka sangat antusias menonton Kirab Budaya yang sebagian besar pesertanya menyuguhkan dan memamerkan kesenian jatilan.
Rincian kontingen Kirab Budaya terdiri dari 4 kabupaten dari DIY, yaitu Kulon Progo, Sleman, Bantul dan Gunung Kidul. Sedangkan 31 lainnya berasal dari Jawa Tengah. Kontingen berjalan kaki dengan diiringi alat musik sambil menari. Beberapa diantaranya diarak dengan memakai mobil dan motor yang dihias warna warni.
Untuk kelancaran acara Kirab Budaya Klaten 2012 ini, Kepolisian terpaksa menutup pertigaan Adipura hingga pertigaan Bareng. Panggung kehormatan yang didirikan di depan rumah dinas Bupati juga nampak semarak dengan hadirnya beberapa pejabat.

Oleh: Agus Winarso

Sumber : http://www.klaten.info/berita/kirab-budaya-unggulan-di-klaten-berlangsung-meriah.html

Seniman Klaten Menampilkan Aksi “1001 Patung”


Dengan tubuh berbalut cat warna hitam, emas, dan putih yang di dandani layaknya sebuah patung. Sembilan seniman patung asal Sanggar Lima Benua Klaten melakukan aksi turun ke jalan, Sabtu (19/1/13). Kegiatan turun ke jalan melewati 13 titik lokasi ini diawali dari  Dukuh Geritan, Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara, markas Sanggar Lima Benua, dan berakhir di depan Patung Ki Narto Sabdo yang terletak di jantung kota Klaten.
Kegiatan yang mengusung tema “1001 Patung” dan pertama kali digelar di Klaten ini terselenggara berkat kerjasama Komunitas Tengah Sawah Klaten, Komunitas Bumi Langit Solo, pematung, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Klaten dan komunitas seniman lainnya sekaligus penutup dari Pameran Lazuardi Pelangi yang digagak Komunitas Tengah Sawah.
Menurut Hari Purnama, Pendamping Sanggar Lima Benua, menuturkan “tujuan dari 1001 patung adalah menumbuhkan, mendorong dan mengembangkan performa seni patung local pop realism.” Ia juga berharap dengan aksi itu menjadi tetenger (tanda) bahwa Klaten kaya akan karya seni patung.
“Karena di Klaten tersebar berbagai lokasi patung, misalnya patung ikan lele di Jombor, patung padi Rojolele di Delanggu, patung orang membatik di Bayat atau patung orang mancing di Janti. Dengan berbagai seni patung di lokasi-lokasi itu tentu menjadi simbol bahwa seni patung di Klaten memang layak diperhitungkan di kancah nasional,” pungkas Hari menutup pembicaraan.
Oleh: Putra Wijaya


Sumber:  http://www.klaten.info/berita/seniman-klaten-menampilkan-aksi-1001-patung.html

BPBD Kabupaten Klaten Memperbaiki Jalan Pasar Kembang – Dompol Kemalang

Kemalang – Perbaikan jalan dari pasar Kembang hingga desa Dompol, kecamatan Kemalang dilakukan karena jalan ini merupakan jalur evakuasi  apabila terjadi bencana erupsi Merapi. Sebenarnya pasca erupsi dulu jalan ini sudah di perbaiki atas bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup tetapi cepat rusak karena banyaknya truk pengangkut galian C yang sebagian besar melampaui kapasitasnya, demikian dijelaskan kepala Desa Keputran. Salah seorang warga Dompol, Sugeng yang setiap hari melewati jalan ini mengaku senang dengan kegiatan perbaikan ini, sebab akan merasa nyaman dan tidak merusakkan onderdil kendaraan, katanya.
Pernyataan senada juga pernah disampaikan Bupati Klaten Sunarna ketika menghadiri acara Kemalang Bersholawat bersama Habib Syech dilapangan Keputran (28/11/2012) “Kemalang memang merupakan kecamatan yang paling boros dalam penggunaan anggaran perbaikan jalan, karena volume dan frekuensi truk pengangkut galian C luar biasa tinggi..” dan Bupati menghimbau pada sopir truk pengangkut  hasil galian C tidak over tonase, agar jalan dan jembatan dapat digunakan dengan awet .
Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Merapi ini menggunakan dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2011, yang diluncurkan pada tahun anggaran 2012 dilaksanakan oleh CV Lina Sari. Berdasarkan kontrak  kerja antara BPBD Klaten dengan Penyedia  Jasa  CV Lina Sari (Tegalmojo, Kingkang, Wonosari, Klaten), nomor 027/566/30/VIII/2012, tanggal 30 Agustus 2012, dengan total  dana sebesar Rp 1.658.000.000,00 (satu milyar enam ratus lima puluh delapan juta rupiah)  dan durasi pelaksanaan kegiatan selama 90 hari kalender. Sembilan puluh hari kalender pelaksanaan kegiatan terhitung sejak tanggal 3 September 2012 sampai dengan  1 Desember 2012. Dalam pelaksanaan pekerjaan perbaikan jalan ini juga melibatkan konsultan pengawas, yakni CV Prima Desain, yang beralamat di Komplek Semawis, Jalan Semawis Raya A-16, Kedungmundu, Semarang.
Masyarakat pengguna jalan pasar Kembang – Dompol berharap agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam kontrak dan masa pemeliharaan setelah proyek diserahterimakan betul-betul dimanfaatkan  dengan  baik dan benar, serta  konsultan pengawas dapat bekerja secara optimal  dan professional, agar hasil perbaikan jalan yang vital ini berhasil dengan nilai bagus. (www.klaten.info)
Oleh   : Kiswanto

Sumber : http://www.klaten.info/berita/bpbd-kabupaten-klaten-memperbaiki-jalan-pasar-kembang-dompol-kemalang.html

Tugu Mataram Di Cawas Bisa Jadi Destinasi Pariwisata Sejarah Kabupaten Klaten


Cawas – Tugu Mataram kuno berbentuk sepasang gapura, sebagai  warisan sejarah pasca perjanjian Giyanti yang hingga saat ini masih kokoh berdiri ini merupakan tanda batas wilayah kasunanan Surakarta dengan kasultanan Ngayogyakarta. Ada dua buah tugu, satu  berada di padukuhan Betro, desa Burikan, kecamatan Cawas, kabupaten Klaten posisinya di sebelah utara jalan adalah milik kasunanan Surakarta (bercat putih biru ), sedangkan satu tugu yang lain berada di selatan jalan tepatnya di padukuhan Mundon, desa Tancep, kecamatan Ngawen, kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah milik kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (tidak dicat).
Tugu batas milik kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun pada tanggal 29 Djoemadilawal 1867, sedangkan milik kasunanan Surakarta tanggal 22 Redjeb,Alib 1867. Bangunan tugu dibuat dari bahan semen, sedangkan prasasti  yang bertuliskan tanggal pembanguannnya serta symbol pura Mangkunegaran Solo dan kraton Yogya dibuat dari plat besi dengan ukiran indah, walaupun tampak berkarat dimakan usia. Tinggi bangunan sekitar  3,5 meter dengan lebar sekitar 4 meter, jarak antara kedua tugu  sekitar 15 meter. Menurut sesepuh desa yang bermukim tidak jauh dari tugu tersebut Sirngadi  (75 tahun), mengatakan bahwa ketika ia kecil sepasang tugu berbentuk gapura dengan bentuk sama tersebut sudah berdiri. Kalau di baca tanggal dan tahun pembangunannya berupa  tahun jawa, keduanya dibuat pada tahun yang sama yakni 1867. Untuk catatan bulan  tugu Jogja dibuat 2 bulan lebih dahulu (Djoemadilawal tanggal 29) dibanding milik Solo, yakni  bulan Redjeb tanggal 22. Mengenai umur tugu, bedasar tahun jawa  saat ini tahun 1946, sehingga diketahui bahwa kedua tugu batas tersebut dibuat  kira-kira 79 tahun yang lalu, demikian tambah Sirngadi.

Mengenai keamanan aksesoris tugu yang  berada di bulak tersebut memang rawan pencurian. Seperti dituturkan Sukardi tokoh desa setempat  beberapa tahun yang lalu logo kraton Mangkunegaran dicuri orang tak dikenal pada saat malam hari, tetapi anehnya setelah berjalan kira-kira 50 meter kearah barat kendaraan maling tersebut macet, akhirnya symbol pura mangkunegaran tersebut dikembalikan dan kendaraannya bisa jalan. Kemudian oleh masyarakat logo tersebut dipasang kembali, sehingga sekarang terlihat hasil pemasangannya tidak serapi aslinya.
Tugu yang sering disebut sebagai  “Tugu Mataram” ini dapat menjadi saksi sejarah, dipecahnya bumi Mataram menjadi dua bagian dimasa perjanjian Giyanti, yakni Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Warisan budaya ini perlu dilestarikan agar generasi mendatang masih dapat menemukan artefak  sejarah  ketika negeri ini masih berbentuk kerajaan.
Pemerintah kabupaten Klaten dapat menjadikan tugu Mataram ini sebagai situs warisan budaya dan sebagai destinasi pariwisata  sejarah yang dikemas dalam suatu  paket obyek lain di Klaten. Barangkali masih banyak warga masyarakat Klaten yang belum tahu dan melihat dari dekat keelokan tugu  Mataram yang bersejarah ini.
Oleh  : Kiswanto

Sumber : http://www.klaten.info/berita/tugu-mataram-di-cawas-bisa-jadi-destinasi-pariwisata-sejarah-kabupaten-klaten.html

Kiat Berburu Durian Harga Murah Di Deles Indah, Klaten



Bulan Januari 2013 ini adalah musim panen durian di berbagai tempat. Demikian juga di kawasan sentra produksi komoditas durian kecamatan Kemalang. Sebagian besar masyarakat Klaten dan sekitarnya terutama DI Yogyakarta utamanya bagi penyuka berat buah berbau harum dan berduri tersebut rela hunting hingga ke Deles Indah. Sebenarnya  sentra transaksi antara petani dengan tengkulak pembeli buah durian berada di pasar Kembang, desa Keputran, kecamatan Kemalang. Biasanya petani durian membawa hasil panennya antara  2 – 6 buah ke pasar Kembang sekitar pukul 5.30  – 6.30 pagi dan kemudian tengkulak membelinya, dengan kisaran harga perbiji antara Rp 15.000,00 – Rp 40.000,00 tergantung besar kecilnya buah, demikian dituturkan Sugiyanto ketika ditemui kontributor Klaten Info. Selanjutnya Sugiyanto selaku pengepul menjualnya kepada tengkulak atau konsumen dengan mengambil untung antara dua hingga tiga ribu rupiah perbiji, sedangkan tengkulak menjualnya dapat untung hingga lima ribu rupiah lebih tiap biji nya.
Sukeni penjual durian yang sekaligus membuka warung makan mengatakan bahwa dua minggu terakhir merupakan panen besar durian, dengan modus ini ia membeli hasil panen petani dengan harga yang sedikit rendah dibanding sebelumnya dan kemudian menjual kepada konsumen dengan harga standar. Konsumen yang banyak membeli duren kami kebanyakan dari Jogja bahkan rombongan pegawai dari  Gunungkidul, imbuhnya. Kalau pas hari libur Sabtu atau Minggu biasanya banyak pembeli dari luar daerah. Momen seperti ini juga ditangkap oleh sebagian besar penjual durian sebagai peluang untuk mendongkrak harga jual, sehingga harganya relatif lebih tinggi dibanding hari-hari biasa. Jadi, kiatnya kalau mau berburu durian dengan harga murah, hindari pas hari liburan, kata seorang pedagang yang tidak mau ditulis identitasnya. Pedagang penjaja durian biasanya mulai dapat ditemui sejak kios Sentul, pasar Kembang hingga jalan menuju destinasi pariwisata Deles Indah, Kemalang.
Musim panen durian saat ini produksinya tidak lebih baik dibanding tahun kemarin, karena dampak cuaca ekstrim. Tetapi masih lebih baik jika dibanding tahun 2010, yang jeblok akibat erupsi Merapi, produksi komoditas durian tahun 2011 di kecamatan Kemalang mencapai 16.280 kuintal. Dengan asumsi harga perkilogram Rp 15.000,00 berarti  Rp 24.420.000.000,00 ( dua puluh empat koma empat miliar rupiah lebih) telah diraup petani durian kecamatan Kemalang, demikian dijelaskan Joko  petugas penyuluh pertanian kecamatan Kemalang. Potensi hortikultura yang sangat luar biasa ini sangat menarik dan layak untuk dikembangkan dalam konsep Agropolitan berbasis komoditas durian sebagai unggulan, dengan mengintegrasikan dengan sektor kepariwisataan Deles Indah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kemalang dan sekitarnya. (Baca Artikel : Gagasan Agropolitan Berbasis Komoditas Durian di Kecamatan Kemalang).
Oleh : Kiswanto

 Sumber : www.klaten.info/berita/kiat-berburu-durian-harga-murah-di-deles-indah-klaten.html

Nganjat dan Jarum Siap “Dipoles” Jadi Desa Wisata

Klaten.Info – Potensi wisata di Klaten akan terus dikembangkan dengan rencana pembangunan desa wisata. Desa yang “dipoles” menjadi desa wisata itu adalah Desa Nganjat, Polanharjo dan Desa Jarum, Bayat. Ini karena kedua desa tersebut sangat berpotensi besar menghasilkan pendapatan dari wisatawan baik lokal maupun manca.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bappeda Klaten, Bambang Sigit Nugroho pada Jumat (2/11/2012). Pemerintah Kabupaten Klaten telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 Miliar untuk kedua desa tersebut. Dan masing-masing desa, Desa Nganjat dan Desa Jarum akan kebagian jatah Rp 1 Miliar untuk memoles desa mereka.
Dana itu rencananya akan direalisasikan bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olahraga Klaten untuk proyek pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
Masih menurut Kepala Bappeda Klaten, keputusan untuk memoles 2 desa tersebut bukannya tanpa alasan. Desa Nganjat sudah lama terkenal dengan kemajuan produksi ikan nila, tiap tahun permintaan ikan nila meningkat tajam sedangkan Desa Jarum berpotensi karena kerajinan batik tulisnya. Selain itu akan ditambah lagi dengan pembangunan sarana dan prasarana agar lebih menarik bagi wisatawan yang datang.
Warga Desa Jarum memang mayoritas menekuni usaha batik tulis. Produksi batik tulis Desa Jarum bahkan sudah berkembang sampai ke luar daerah Klaten. Nanti juga akan dibangun gapura wisata khas desa tersebut, diikuti dengan perbaikan jalan-jalan yang rusak.
Oleh: Agus Winarso


Sumber : http://www.klaten.info/berita/nganjat-dan-jarum-siap-dipoles-jadi-desa-wisata.html

Sabtu Malam (26/1), Polisi Gelar Razia Malam Hari di Alun-Alun Klaten

Klaten- Sejumlah Polisi Lalu Lintas (Polantas) tengah melakukan razia penertiban di Alun-alun Klaten, Sabtu (26/1). Polisi mengincar para pengendara bermotor yang melanggar aturan seperti tidak mengenakan helm, spion tidak lengkap, knalpot berisik, lampu sein mati, dan kondisi fisik motor yang tidak standar alias modifikasi.
Karena razia dilaksanakan di malam minggu otomatis banyak pengendara yang kena sanksi. Para pelanggar umumnya paling banyak remaja yang tengah asyik memacu motor menikmati malam minggu. “ tadi yang kena tilang lumayan banyak, karena umumnya remaja yang nongkrong di alun-alun terutama di malam hari tidak memakai helm, bahkan banyak motor yang knalpotnya modifikasi,” ucap Parno (35) salah satu penjual makanan di Alun-alun Klaten.

 Klaten- Razia polisi di jalan tepat di antara Masjid Raya dan Alun-alun Klaten, Sabtu (26/1/2013).

“Seharusnya ada atau tidak ada polisi, masyarakat harus tertib berlalu lintas seperti memakai helm, tidak kebut-kebutan dan tidak main modifikasi knalpot, kan suaranya mengganggu para pengunjung disini jadi saya setuju aja mesti ditertibkan,” tutup Parno.
Oleh: Iksan Jaid saputra 

Sumber : http://www.klaten.info/berita/sabtu-malam-261-polisi-gelar-razia-malam-hari-di-alun-alun-klaten.html

Kisah Masa Kecil Nova Widianto, Juara Dunia Bulu Tangkis Asal Wedi Klaten

Di kancah bulutangkis Indonesia, bahkan dunia. Siapa yang tidak mengenal sosok Nova Widianto?? Atlet bulutangkis yang telah dua kali merebut gelar juara dunia ganda campuran dan medali perak Olimpiade Beijing 2008 ini ternyata terlahir dalam sebuah keluarga sederhana di Paroki Wedi, Klaten.
Jangan Sia- siakan Bakat Anak
Sebuah lemari kaca berisi piala dan medali yang ditata dengan sangat rapi, nampak memenuhi sudut ruangan kediaman bapak Stephanus Santosa. Salah satu dinding rumah bercat hijau yang terletak di Ngemplak, Sukorejo, Wedi, Klaten, itu tampak pula sebuah foto seorang anak kecil yang sedang memamerkan dua piala berlambang bulutangkis. “Itu adalah foto masa kecil anak saya, Nova Widianto, ketika menjuarai lomba bulutangkis antar SD se-Kabupaten Klaten,” ujar pak Santosa, biasa beliau disapa sembari tersenyum mengenang foto itu. Foto anak kecil yang bernama lengkap Andreas Nova Widianto, kelahiran Klaten 10 Oktober 1977 silam. Merupakan putra kedua dari pasangan Stephanus Santosa (62) dan Yustina Sutarni (60).
Berawal dari menemani sang ayahanda, Pak Santosa, yang hobi dan sering mengikuti turnamen bulutangkis antar kampung. Ketertarikan dan bakat Nova Widianto kecil akan olahraga teplok bulu ini pun mulai terlihat. Saat usia Nova Widianto 9 tahun, ia memasukkan anaknya ke salah satu sekolah bulutangkis yang ada di kota Klaten. “Sejak kecil bakat anak saya sudah terlihat. Dan sebagai orangtua, saya tidak akan menyianyiakan bakatnya tersebut,” papar beliau.
Setia Menemani
Kala Nova Widianto kecil bertanding mengikuti turnamen di luar kota, banyak suka duka yang dialami pak Santosa dan putranya itu. Dari mulai sepatu dan sebuah raket yang tak pernah ganti, hingga nebeng bermalam di tempat saudara. “Saya sering mengantarkan Nova kecil naik vespa atau pun naik bus umum, serta menitipkannya ke rumah saudara karena kondisi ekonomi yang waktu itu masih pas- pasan,” kenang Pak Santosa setiap kali mengantarkan Nova kecil bertanding keluar kota.
Karena kondisi ekonomi keluarga masih sangat pas- pasan dan biaya ikut turnamen harus mengeluarkan dari kocek pribadi, pak Santosa pun memutuskan untuk berhenti merokok hingga saat ini. “Waktu itu saya masih bekerja di proyek. Sedangkan gaji istri yang seorang guru, terkadang masih kurang untuk menutupi biaya perjalanan Nova kecil bertanding dan ikut sekolah bulutangkis,” kenangnya lagi.

Buah pengorbanan Nova kecil yang giat berlatih serta kesetiaan pak Santosa mendampingi, akhirnya berbuah manis. Saat Nova Widianto menginjak usia 12 tahun, salah satu pencari bakat bulutangkis menawarinya untuk bergabung di PB. Bimantara Jakarta. Dan kesempatan itu pun tidak disia-siakannya. Dengan biaya sekolah, asrama dan biaya hidup lainnya yang ditanggung PB. Bimantara, merupakan fasilitas yang didapatkan Nova kecil, untuk berkiprah di ibukota. “Jangan lupa giat berlatih dan manut instuksi pelatih saat latihan. Serta selalu berdoa,” pesan pak Santosa, saat mengantar Nova kecil memulai impiannya.
Akhirnya setelah sembilan tahun mendapatkan gemblengan di pusat pendidikan dan pelatihan PB. Bimantara, yang sekarang berubah nama menjadi PB. Tangkas Alfamart. Pada tahun 2000, Nova Widianto pun dipanggil masuk pelatnas.
Setiap kali bertanding di ajang turnamen dunia, pak Santosa selalu mengikuti perkembangan karir Nova Widianto melalui media massa ataupun televisi. Berbagai raihan gelar dan kisah sukses yang diraih putranya itu, dikumpulkannya menjadi kliping. Bahkan dirumahnya yang berada di pinggir jalan raya Wedi- Bayat, selalu dikunjungi para tamu dari berbagai kota yang hendak bertanya tentang sosok Nova Widianto.
Bapak menonton TV, Ibu mengunci diri dalam kamar
Ketika Nova Widianto bertanding di final Olimpiade Beijing 2008. Bapak separuh baya yang sekarang mengelola toko peralatan olahraga bulutangkis disamping rumahnya ini, menceritakan kalau beliau tidak dapat menonton secara langsung lewat televisi. “Kebetulan waktu itu saya menghadiri pertemuan di Gereja Katolik Wedi. Saat itu saya benar- benar gelisah. Akhirnya, saya pun pamit pulang. Sesampai di rumah, Nova Widianto bersama Lilyana Natsir, yang menjadi pasangannya kala itu pun kalah dan Cuma mendapat medali perak” ujar pak Santosa agak sidikit menyesal karena tidak bisa menonton aksi anaknya lewat televisi.
Ada beban dan juga kekhawatiran di hati pak Santosa, setiap kali menyaksikan Nova Widianto bertanding lewat layar kaca. Di lain pihak sang istri, tidak pernah berani menonton secara langsung. Ia selalu mengunci diri untuk berdoa di kamar kala Nova Widianto bertanding.
Kini pak Santosa telah mendapatkan hasil dari bakat yang muncul dari sosok anaknya. Kebanggaan akan prestasi Nova Widianto tidak hanya mengharumkan nama keluarga. Namun juga Klaten dan bangsa Indonesia.

Prestasi yang Telah diraih Nova Widianto
Juara pertama ganda campuran SEA Games 2001
Juara pertama Asian Badminton Championships 2003
Juara pertama Japan Open 2004
Juara pertama Singapore Open 2004
Juara pertama Indonesia Open 2005
Medali emas IBF World Championships di Anaheim 2005
Juara pertama Singapore Open 2006
Juara pertama Asian Badminton Championships 2006
Juara pertama Badminton World Cup 2006
Juara pertama Chinese Taipei Open 2006
Juara pertama Korea Open 2006
Juara pertama Philippines Open 2007
Juara pertama BWF World Championships di Kuala Lumpur 2007
Juara pertama China Open Super Series 2007
Juara pertama Hongkong Super Series 2007
Runner up Indonesia Super Series 2007
Medali Perak Beijing Olympics 2008
Juara pertama Singapore Open 2008
Runner up Japan Super Series 2008
Runner up All England Championships 2008
Runner up China Masters Super Series 2008
Runner up Final Super Series 2008
Medali Perak BWF World Championships di Hyderabad 2009
Runner up Hongkong Super Series 2009
Juara pertama Malaysia Super Series 2009
Juara pertama French Super Series 2009
Medali emas ganda campuran SEA Games 2009
Medali emas beregu putra SEA Games 2009
Runner up All England Super Series 2010

Sumber :  http://www.klaten.info/berita/kisah-masa-kecil-nova-widianto-juara-dunia-bulu-tangkis-asal-wedi-klaten.html