Selasa, 29 Januari 2013

Simulasi Pengurangan Resiko Bencana Oleh REKOMPAK-JRF di Desa Tirtomarto



Klaten. Warga RT 1 dan RW 1 Dukuh Sidorejo, Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas berlarian dengan panik. Beberapa diantaranya membawa kentongan, ada juga yang membawa tikar sambil berteriak-teriak “rumahku rubuh!rumahku rubuh!” dengan paniknya. Seseorang wanita tua yang telah renta dipapah untuk menyelamatkan diri.

Di tengah kepanikan dan juga jerita anak-anak, tiba-tiba ada suara memecah suasana. Suara itu memerintahkan warga supaya tidak panik dan tidak terbawa suasana. Warga pun berhenti berlari dan berkumpul di satu perempatan kecil.

Tak lama, terdengar suara mirip sirine ambulans. Dan tim penyelamat yang berbaju oranye pun berpencar mencari kemungkinan adanya korban akibat gempa di rumah-rumah warga. Sayup-sayup terdengar suara serak seorang wanita meminta tolong. “Tolong, cucu saya luka,” teriak Sastro saat para petugas berseragam oranye menyambangi rumahnya yang berada di tikungan jalan desa. Cucu Sastro, Wahyu tertimpa kayu-kayu atap rumah. Kepalanya berdarah, dan kakinya yang diduga patah karena tertimpa kayu. Tim pun segera melakukan tindakan pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa Wahyu.

Sementara tim berjibaku menolong Wahyu, Sastro tidak henti-hentinya menangis sambil memanggil-manggil nama cucunya. “Ini cucu saya, dia itu ceritanya terluka ketiban blandar,” ujar Sastro menuturkan keadaan yang menimpa cucunya, Wahyu.

Selesai menolong Wahyu, tim berpindah ke rumah yang lain. Di situ ada seorang wanita yang hamil besar. Wanita itu tak henti-hentinya menitikkan air mata. Dengan dibantu oleh petugas, wanita hamil itu berhasil dinaikkan ke atas becak dan diselamatkan.

Sementara itu, anak-anak yang masih balita pun tidak mau kalah. Mereka yang juga diikutkan dalam kegiatan simulasi yang berlangsung ikut berlari bersama orangtuanya dan juga ikut menangis, sehingga suasana benar-benar sedang terjadi gempa.

Ini merupakan gambaran dari kegiatan simulasi pelatihan dan simulasi penanganan bencana gempa yang berlangsung sekitar 1jam-an kemarin. Para warga berakting seolah-olah mereka benar-benar sedang dalam keadaan terkena bencana. Warga yang digambarkan terluka pun terlihat sangat menjiwai peran mereka, terutama si wanita yang berperan sebagai wanita hamil yang benar-benar menangis dan mengeluarkan air mata.
“Kegiatan ini masuk dalam program milik Rekompak-JRF. Dan warga tampaknya menyambut baik, terbukti dari partisipasi mereka selama pelatihan dan simulasi,” ujar I Made Sarka Tenaga Ahli Training dan Sosialisasi mencoba menerangkan kegiatan yang sedang berlangsung di Desa Tirtomarto, Cawas.

Rekompak-Java Reconstruction Fund (JRF) menyasar 21 desa di Kabupaten Klaten untuk sosialisasikan pelatihan simulasi dan mengurangi dampak bencana. Di antara 21 desa tersebut, empat di antaranya sudah berhasil digelar, yakni di Desa Pesu (Wedi), Gesikan (Gantiwarno), Kadibolo (Wedi), Tirtomarto (Cawas). Setiap simulasi yang dilakukan selalu didahului dengan pelatihan berupa penjelasan mengenai pendeskripsian bencana, dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dan trik-trik yang bisa digunakan di saat-saat darurat.

Dipilihnya Desa Tirtomarto Kecamatan Cawas ini, memiliki pertimbangan tersendiri. “Dari penelitian yang telah dilakukan tim, desa ini rawan terkena gempa, banjir dan putting beliung. Dan kita bersama masyarakat memilih penanganan bencana gempa untuk disimulasikan, karena dampaknya paling besar dari pada bencana yang lain,” ujar Made. (Sumber: Kusumasari Ayuningtiyas – Radar Jogja / I Made Sarka - TA Training dan Sosialisasi DMC Jawa Tengah / Sosinfo – NMC Rekompak-JRF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar