Jumat, 23 November 2012

Kriwikan Dadi Grojokan

Kriwikan dalam bahasa Jawa artinya aliran air yang kecil, sedangkan Grojokan adalah aliran yang besar dan deras.

Penggunaan istilah Kriwikan Dadi Grojokan biasanya untuk menggambarkan keadaan yang berubah drastis, berawal dari hal kecil namun berimbas besar. Misalnya dari pertengkaran anak kecil yang sedang bermain, berimbas pada perkelahian antar keluarga.

Jika anda penikmat sejati ludruk Kartolo CS, tentu pernah mendengarkan salah satu lakon dengan judul Kriwikan Dadi Grojokan ini :D

Dalam catatan saya, beberapa kali mengalami hal yang sesuai dengan istilah tersebut. Yang sering terjadi adalah dalam hal gojlokan (ejekan) di dunia maya, baik itu via chatting maupun email.



Meskipun sebelumnya terbiasa bertegur sapa dengan akrab, namun saat mulai masuk ke saling ejek, masing-masing bertahan untuk tidak mau kalah dalam ejekan. Dan memang, akhirnya salah satu kalah, keluar dan putus hubungan untuk selamanya (paling tidak ya sampai saat ini).

Beberapa poin yang dapat dibahas:

Konteks komunikasi yang dilakukan adalah bercanda, harusnya semua pembahasan tetap pada landasan tersebut. Jika memang sudah merambah pada hal sensitif, segera hentikan. Ganti topik pembicaraan ke hal lain.
Masalahnya adalah ketika salah satu menganggap pembahasan masih di dalam jalur, sedangkan satunya sudah merasa keluar jalur tetapi nekat meneruskan, hasilnya adalah kalah secara mental dan drop, komunikasi menjadi tidak sehat lagi.
Lebih parah kalau keduanya sama-sama yakin sudah keluar jalur tapi nekat meneruskan.
Memiliki target untuk memenangkan adu argumen adalah kesalahan fatal dalam saling ejek. Harusnya fokus utama adalah saling melempar informasi untuk memperkaya komunikasi, terlepas dari siapa yang menang atau kalah.
Jika ada argumen teman yang salah, berikan informasi kesalahannya di mana, dan benarnya bagaimana, tanpa embel-embel jumawa merasa menang.
Sebaliknya pihak yang diberikan informasi juga jangan resist karena menolak disalahkan yang membuat dia merasa kalah. Jika informasi yang disampaikan benar, kenapa ditolak?
Terbiasa menang dalam adu argumen juga membawa dampak mental ketika suatu saat dia kalah. Ketika dalam lingkungannya dia adalah yang paling jago debat, dan saat berhadapan dengan teman yang dianggapnya sepele, dia memaksa diri harus menang.

Beberapa teman yang mengalami fenomena ini, kebanyakan adalah yang terbiasa menang dalam adu argumen di lingkungannya, yang argumennya selalu dibenarkan. Namun kebetulan saat adu argumen di sini mungkin dia merasa tidak seperti biasanya.

Padahal perasaan tersebut tidak seharusnya terjadi.

Jika memang pembahasan sudah tidak mungkin menemukan titik temu, sebaiknya disudahi, bukan malah menyerang orangnya (ad hominem), membahas di luar topik, dan lebih parah lagi adalah memutuskan komunikasi. Salah besar.

Kebenaran tidak cuma satu, karena relatif pada keyakinan dan pemahaman seseorang. Ini yang harus disepakati sebelumnya. Jika memang tidak bisa sepakat dengan satu pendapat, ya silakan menggunakan pendapat masing-masing, namun tetap mengisolasi pembahasan hanya pada topik tersebut, tidak melebar sampai pada pemutusan komunikasi.

Pendapat yang tidak berhasil anda sampaikan kepada pihak lain, tidak mengubah kebenaran pendapat anda menjadi salah kan?

Intinya adalah pada fokus masalah, sehingga tidak menyebabkan Kriwikan Dadi Grojokan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar