Kamis, 1 Mei 2014 16:41 WIB
Solopos.com, KLATEN — Upaya
perbaikan pipa yang pecah di sumber air Goa Lowo yang ada di bukit Bibih,
lereng Gunung Merapi, akhirnya membuahkan hasil. Rabu (30/4/2014), air bisa
memancar keluar dan mengalir ke bak penampungan warga di Dusun Gedong Ijo, Desa
Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. Kendati demikian, perbaikan masih terganjal
150-an meter pipa yang masih rusak.
Pantauan Solopos.com, puluhan warga dibantu
sukarelawan mulai memperbaiki pipa yang rusak sekitar pukul 06.00 WIB. Dengan
mengendarai sepeda motor, mereka menelusuri jalan setapak yang sangat terjal.
Mereka harus ekstra hati-hati karena jalan menuju sumber air dikelilingi oleh
jurang sedalam ratusan meter. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa
mencapai Goa Lowo yang berjarak 2,4 km dari bak penampungan atau rumah terakhir
warga yang terletak paling atas di kawasan tersebut.
Di lokasi, warga dan sukarelawan berjuang keras menemukan titik pipa yang
pecah. Sebab, pipa yang pecah tersebut tertutup material longsoran tebing.
Setelah berjuang keras selama lebih dari enam jam, warga dan sukarelawan
akhirnya berhasil menemukan serta memperbaiki pipa yang pecah.
Kaur Kesra Desa Tegalmulyo, Pekik, yang saat itu
memimpin perbaikan mengatakan masih ada sekitar 150 meter pipa yang rusak. “Air
sudah bisa memancar dan mengalir ke bak, namun masih ada 150 meter pipa yang
rusak,” katanya kepada wartawan di lokasi, Rabu.
Upaya perbaikan pun dihentikan karena warga dan
relawan tidak lagi memiliki stok yang cukup untuk mengganti pipa yang rusak.
Kondisi tersebut membuat debit air mengecil dibandingkan sebelumnya. Kendati
demikian, Pekik yakin untuk sementara waktu kebutuhan air masih cukup untuk
memenuhi 200an warga yang tinggal di Dusun Gedong Ijo dan Ger Tengah.
Salah satu warga, Tirto Wiyono, mengaku lega dengan perbaikan pipa yang
berhasil tersebut. Kini, dia tidak perlu khawatir lagi kekurangan air bersih.
“Sebab, jika air dari sumber alami tidak lagi mengalir. Kami hanya bisa
mengandalkan dari air hujan di penampungan,” paparnya kepada wartawan di
lokasi, Rabu. Selama ini, pihaknya mengaku mengandalkan air dari sumber alami
untuk konsumsi.
Sedangkan, untuk keperluan mencuci, mandi, minum
ternak menggunakan air dari hujan yang ditampung di masing-masing bak rumah
warga. “Air sangat berharga bagi warga yang tinggal di lereng Merapi, sehingga
kami sangat senang jika sudah lancar kembali,” katanya.
Sumber : http://www.solopos.com/2014/05/01/pipa-air-merapi-pecah-sukarelawan-sisir-lereng-merapi-di-antara-jurang-sedalam-ratusan-meter-505508
Tidak ada komentar:
Posting Komentar